Sabtu, 06 Desember 2008

Goodbye vs Welcome

Perusahaan dimana saya bekerja terkena imbas dari krisis global. Total karyawan yang di PHK adalah 60 orang dan para staff di divisi saya termasuk divisi yang paling banyak yang kena PHK. Para staff di divisi saya di babat habis. Sedangkan saya termasuk staff yang dipertahankan dan di mutasi ke divisi lain.

Sebut saja divisi saya KRI dan divisi lain OLY. Saya diterima di perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut akan membuka divisi baru yang bernama KRI. KRI ini sebelumnya memang sudah ada, tetapi masih belum mandiri dan berkembang, dan masih numpang di divisi OLY. Suatu ketika, big boss mencetuskan untuk memandirikan KRI dengan membuka divisi baru.

Beberapa tahun kemudian, KRI sudah mulai berkembang dan bahkan dari segi penjualan, KRI hampir menyaingi OLY, dengan catatan secara promosi, OLY mendapatkan yang terbaik dan KRI diibaratkan sebagai anak tiri. Memang, jika dari segi omset, OLY bisa 3 kali dari KRI. Bagaimana tidak, harga satu barang OLY sama dengan 3 – 4 kalinya KRI.

Jika dilihat dari segi banyaknya pekerjaan, KRI tidak kalah banyak dengan OLY. Dari segi suasana bekerja, KRI adalah divisi yang paling hangat dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan, Supervisor KRI mempunyai prinsip kepada anak-anak buahnya bahwa cara-cara penanganan tanggung jawab pekerjaan masing-masing bisa dilakukan secara bebas tapi bertanggungjawab. Dengan cara ini, kami para staff KRI pun tidak mempunyai beban dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaannya. Bahkan, selama 4 bulan ini pekerjaan bertambah banyak dan tidak ter-handle kami rela bekerja lembur (tanpa dibayar).

Para staff KRI pun mempunyai solidaritas yang tinggi karena sering bareng-bareng. Bisa dibilang makan bareng, pulang kerja bareng, hang-out bareng, ketawa bareng, bahkan gila pun bareng.

Kini, pekerjaan operasional KRI digabung dengan OLY dan OLY yang sekarang menjadi divisi yang super extra job, dengan kondisi tanpa ada tambahan staff. Bisa dibayangkan seberapa banyak dan bagaimana gilanya pekerjaan yang menanti?

Jadi tidak salah jika saya mengucapkan “Selamat tinggal rekan-rekan seperjuangan dan selamat datang penderitaan…”

1 komentar:

zener_lie mengatakan...

hidup tampa penderitaan itu emangnya ada?

ada juga selamat tinggal sahabatku, senyum dan kenanganmu takkan kulupakan meskipun badai terus mengoncang.

hahahhaha. canda