Senin, 08 Desember 2008

I'm A Hero

Saya dan kedua teman saya (Julina dan Livinna) mengadakan pertemuan yang sudah lama direncanakan tapi baru saat itu terealisasi. Setelah bertemu, kami bertiga pergi ke Platinum karena Platinum dalam rangka promo Hero Fried Rice, dimana ada tantangan makan nasi goreng dua porsi dan itu pun harus dihabiskan dalam waktu kurang dari 15 menit. Apabila berhasil maka akan mendapatkan hadiah berupa voucher paket Combo Teppanyaki.

Ketika baru duduk, saya melihat sebelah meja saya. Ada 3 pria, salah satunya pesan Hero Fried Rice. Saya kaget, dalam hati saya bilang “Buset dah… Buanyaak buaangeet… Bisa abis ga nih…?” Saya mulai ragu menjadi jiper (nyali menjadi ciut).

Kemudian pelayannya datang memberikan menu. Saya menoleh lagi ke meja sebelah. Ternyata pria yang makan Hero Fried Rice itu tidak sanggup untuk menghabiskannya. ”Waduh.. Nih cowo aja ga abis, apalagi gue?”. Kedua teman saya memberikan semangat kepada saya untuk memesan Hero Fried Rice. Kemudian saya pikir-pikir lagi. Pesan, tidak, pesan, tidak… Akhirnya saya pesan…

Sekitar 5 – 10 menit kemudian, seorang pelayan datang dengan membawa piring yang besar dengan segunung nasi goreng dan diatasnya ada seceplok telur goreng, sebuah bendera dan timer. Jantung saya mulai berdebar-debar, seakan-akan akan menjalani sebuah pertandingan yang sulit untuk dilalui. Pelayannya bertanya, “Apakah sudah siap?”, saya mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan cepat dan tersenyum paksa sambil menganggukkan kepala. Kemudian timer pun dimulai.

Julina dan Livinna langsung menyemangati saya, “Ayo Nana… Kamu bisa…” Sebelum suapan pertama, saya menyemangati diri dengan berkata, “ Kambate Kudasei…!!!” Suapan pertama, kedua, ketiga… Tak serasa nasi goreng di piring tinggal ¼ nya. Livinna bilang “Na, udah pelan-pelan aja. Sekarang baru 5 menit.” “Hah?! Baru 5 menit?” Kemudian saya mulai perlahan untuk menghabisi nasi goreng yang tersisa.

Sambil berbincang-bincang dan becanda dengan Julina dan Livinna, nasi goreng sudah habis. Dengan spontan saya mengibarkan bendera kemenangan. Semua mata pengunjung yang lain menatap saya, saya berkata pada kedua teman saya “Waduh mokal banget nih gue.”

Kemudian seorang pelayan datang, menyetop timer yang menunjukkan 9 menit 11 detik dan berteriak, “HERO!!!” dan disusul oleh para pelayan lainnya membunyikan klakson “TOEEETTT…!!!” dan serentak berteriak, “HERO, HERO, HERO…!!!” “Alamak… tengsin banget gue…”, kata saya. Teman-teman saya malah tertawa terbahak-bahak dan bilang “Hidup Nana…!!!”

Tak lama kemudian seorang pelayan datang lagi dan meminta saya untuk mengisi data. Saya melihat daftar para pemenang yang rata-rata adalah pria dengan durasi 8 – 13 menit dan ada juga beberapa wanita dengan durasi 11 – 14 menit. Dalam hati bilang “Buset deh, ternyata diantara para cewe, gue yang paling cepat ya?!”. Setelah mengisi data saya diberikan voucher paket makan yang dijanjikan. "Hore...!!!", teriak Julina dan Livinna.

Di luar jendela, saya melihat hujan turun dengan deras. Sambil nunggu hujan berhenti saya saya pesan minum Iced Cappucino, terus pikir punya pikir “Nih ujan kayaknya lama nih, apa gue claim aja nih voucher yach? Sambil nunggu ujan? Lagipula kan belum tentu dateng lagi” Setelah rembukkan dengan teman-teman saya, saya panggil pelayan dan sambil malu-malu saya claim vouchernya. Pelayannya bengong dan bertanya “Ini buat sekarang?” kemudian saya menganggukkan kepala sambil tersenyum malu. Mungkin dalam hatinya bilang “Gile nih cewe, makannya banyak banget”

Kemudian setelah sehabis makan bayar semuanya, ketika beranjak keluar, pelayan yang tadi senyum-senyum dan mengucapkan “Terima kasih dan datang kembali yach…?” Saya dan teman-teman saya hanya senyum dan cepat-cepat kabur karena tidak tahan menanggung malu.…”

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 06 Desember 2008

Goodbye vs Welcome

Perusahaan dimana saya bekerja terkena imbas dari krisis global. Total karyawan yang di PHK adalah 60 orang dan para staff di divisi saya termasuk divisi yang paling banyak yang kena PHK. Para staff di divisi saya di babat habis. Sedangkan saya termasuk staff yang dipertahankan dan di mutasi ke divisi lain.

Sebut saja divisi saya KRI dan divisi lain OLY. Saya diterima di perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut akan membuka divisi baru yang bernama KRI. KRI ini sebelumnya memang sudah ada, tetapi masih belum mandiri dan berkembang, dan masih numpang di divisi OLY. Suatu ketika, big boss mencetuskan untuk memandirikan KRI dengan membuka divisi baru.

Beberapa tahun kemudian, KRI sudah mulai berkembang dan bahkan dari segi penjualan, KRI hampir menyaingi OLY, dengan catatan secara promosi, OLY mendapatkan yang terbaik dan KRI diibaratkan sebagai anak tiri. Memang, jika dari segi omset, OLY bisa 3 kali dari KRI. Bagaimana tidak, harga satu barang OLY sama dengan 3 – 4 kalinya KRI.

Jika dilihat dari segi banyaknya pekerjaan, KRI tidak kalah banyak dengan OLY. Dari segi suasana bekerja, KRI adalah divisi yang paling hangat dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan, Supervisor KRI mempunyai prinsip kepada anak-anak buahnya bahwa cara-cara penanganan tanggung jawab pekerjaan masing-masing bisa dilakukan secara bebas tapi bertanggungjawab. Dengan cara ini, kami para staff KRI pun tidak mempunyai beban dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaannya. Bahkan, selama 4 bulan ini pekerjaan bertambah banyak dan tidak ter-handle kami rela bekerja lembur (tanpa dibayar).

Para staff KRI pun mempunyai solidaritas yang tinggi karena sering bareng-bareng. Bisa dibilang makan bareng, pulang kerja bareng, hang-out bareng, ketawa bareng, bahkan gila pun bareng.

Kini, pekerjaan operasional KRI digabung dengan OLY dan OLY yang sekarang menjadi divisi yang super extra job, dengan kondisi tanpa ada tambahan staff. Bisa dibayangkan seberapa banyak dan bagaimana gilanya pekerjaan yang menanti?

Jadi tidak salah jika saya mengucapkan “Selamat tinggal rekan-rekan seperjuangan dan selamat datang penderitaan…”

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 15 November 2008

It's A Miracle...

Pada tahun awal 2004 saya mulai merasakan sakit pada payudara saya yang sebelah kanan. Awalnya saya hanya merasakan sakit biasa seperti biasanya sakit apabila akan datang menstruasi, tapi lama kelamaan sakitnya semakin bertambah...

Pada bulan Agustus 2004, saya sudah tidak tahan lagi dengan sakitnya. Saya berpikir ini sudah diluar dari sakit yang biasanya saya hadapi. Kemudian saya memberanikan diri untuk diperiksa, dan selesai diperiksa dan melakukan scan, saya divonis dokter mengidap kista di payudara saya.

Dokter berkata bahwa usia saya pada saat itu adalah saat-saat dimana hormon berproduksi banyak. Jika terlalu banyak maka sangatlah rentan dan mudah untuk mengubah penyakit ini menjadi kanker. Dan saya adalah orang yang termasuk memproduksi hormon yang berlebihan. Dokter menyuruh saya untuk datang kembali 6 bulan kedepan untuk melihat perkembangannya dan dia juga menganjurkan untuk mengurangi makanan-makanan yang mengandung penyedap makanan dan beralih pada pola makan yang sehat dan alami, karena salah satu faktor terbesar dari pemicunya hormon ini adalah makanan.

Mendengar hal itu, saya tidak begitu takut, yang saya takutkan adalah mama saya yang mendengar hal itu secara langsung. Saya bisa merasakan rasa takutnya dia akan penyakit yang saya mengidap selama ini. Bagaimana tidak, karena saya adalah satu-satunya anak yang dia miliki.

Setelah selesai pemeriksaan, mama saya berkata bahwa mulai hari itu saya tidak boleh makan sembarangan, jajan diluar, junk food dan sebagainya. Saya Cuma bisa bilang “Mami, boleh ga hari ini jadi hari terakhir Nana makan enak?” Dan mama saya memperbolehkannya, tapi setelah itu tidak boleh sama sekali sampai 6 bulan kedepan dan lihat hasil perkembangannya. Kemudian saya pergi ke tempat restoran kesukaan saya, saya makan dengan penuh penghayatan, seolah-olah saya tidak akan pernah menyentuh makanan kesukaan saya.

Keesokan harinya, saking ketatnya penjagaan makanan saya, mama saya menyuruh saya mulai program makanan sehat alami. Saya tidak menyentuh makanan yang berbumbu, entah itu garam, lada, penyedap rasa dan sebagainya. Semua makanan yang saya makan adalah sayuran, buah, sayuran, buah dan sekali lagi sayuran dan buah. Sayuran pun hanya dikukus dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Hanya di KUKUS.. Saya juga tidak makan daging sama sekali, makanan yang berhubungan dengan lemak hewani.

Setiap hari saya harus makan wortel, kentang, sayur sawi, kol, jagung, buncis, daun pepaya, pare dan sejenis lainnya tanpa ada rasa kecuali rasa dari sayur itu sendiri. Makanan yang menyiksa, tapi itu yang harus saya jalani. Terkadang saya tergoda untuk makan makanan yang kurang baik untuk saya, tapi saya selalu menganggap bagaimana jika makanan tersebut ada racun yang bisa membunuh saya. Dan tidak lepas dari itu, saya dan mama setiap hari mendoakan penyakit saya agar sembuh. Karena saya dan mama percaya, apa yang kami percayai itulah yang akan kami dapati.

Satu bulan, dua bulan, dan tiga bulan berat badan saya turun hingga 5kg. Saya masih mengkomsumsi makanan sehat. Seiring dengan berjalannya sang waktu, tanpa terasa tibalah saatnya saya untuk mengecek ulang perkembangan penyakit saya. Rasa takut mama saya terlukis begitu jelas diwajahnya dan saya pun ikut tegang. Ketika sedang di scan, saya bernyanyi dalam hati sebuah lagu tentang permintaan untuk melihat keajaiban. Sambil saya bernyanyi dalam hati, saya melihat keseriusan dokter yang memeriksa saya. Tiba-tiba dia mengheyitkan dahinya, kebingungan terlihat jelas diwajahnya. Saya juga ikut bingung, bingung melihat dokter yang sedang bingung. Dokter mencoba untuk mengecek ulang hasil scan saya, selesai dia mengecek ulang, dia berkata “Koq bisa ya? Koq tidak lagi?” Kemudian dokter bilang pada saya , bahwa saya sudah tidak mengidap kista lagi. Puji Tuhan… Memang tidak ada yang mustahil bagi DIA. Rasa senang, bahagia, sukacita bercampur heran menjadi satu dalam diri saya dan mama saya.

Kemudian kami mengucapkan terima kasih pada dokter dan beranjak untuk kembali pulang. Ketika kami mau meninggalkan ruang periksa, dokter yang memeriksa saya, masih penasaran kenapa bisa hilang penyakit saya, sampai-sampai dia minta hasil scan saya yang sebelumnya. Tanpa pikir panjang, saya langsung kasih dan langsung keluar. Ketika keluar, saya menoleh ke belakang untuk melihat dokter saya, tampak dari jauh saya melihat dia sedang berdiskusi dengan temannya sambil membandingkan hasil scan saya yang sebelum dan yang sesudahnya.

Hati saya begitu gembira. Sungguh Tuhan itu luar biasa. Jauh melampaui dari apa yang kita dapat pikirkan dan lakukan. Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati. Ketika kita melakukan apa yang menjadi bagian kita maka Tuhan akan melakukan apa yang menjadi bagian DIA.


Tuhan memberkati…


May God Bless You All...

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 09 November 2008

Sepenggal Kisah

Sepenggal kisah ini sebenarnya sudah lama terjadi pada saya dan tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Kejadian ini terjadi pada waktu sehari setelah saya gajian.

Kantor saya terletak di Gunung Sahari Raya. Saya berangkat ke kantor dengan menggunakan angkot Mikrolet M12 jurusan Senen – Kota. Angkot yang saya tumpangi ini masih sepi, jadi hanya saya saja yang naik. Saya duduk di belakang dekat supir. Ketika hampir sampai di Pasar Baru, M12 berhenti karena ada seorang laki-laki mau yang naik dan duduk disebelah kiri saya tapi agak pojok kebelakang. Kemudian M12 jalan lagi tapi pelan. Kira-kira 10 – 15 meter M12 berhenti lagi, ada 2 orang laki-laki yang mau naik lagi dan mereka duduk berhadapan dengan saya. Tiba-tiba perasaan saya tidak tenang, ada menyuruh saya untuk turun, tapi entah mengapa saya tidak mau turun, saya bilang pada diri saya untuk tenang, karena Tuhan ada beserta saya. Setelah melewati Pasar Baru, ada lagi 2 orang laki-laki yang mau naik, yang 1 duduk di depan sebelah supir, yang 1 duduk disebelah kanan saya.

Angkot yang saya tumpangi sudah mulai penuh dan supir pun mulai tancap gas. Perasaan semakin tidak tenang, seperti bergejolak yang tidak beraturan, rasa takut dan gemetar bercampur aduk tidak karuan. Saya juga bingung kenapa. Kemudian penumpang di sebelah kanan saya berbicara (tidak begitu perhatikan pembicaraan) dengan penumpang yang disebelah supir. Entah mengapa hati saya langsung menjerit “Tuhan tolong saya”. Pertama saya juga kaget kenapa bisa begitu, tak lama kemudian ternyata mereka satu komplotan yang mau merampok saya. Supir juga tidak bisa berbuat apa-apa karena disebelahnya ada yang menjaga dia.

Tas saya diambil dan dirogoh. Sebelah kiri saya mengancam saya supaya jangan macam-macam sambil memegang wajah saya dengan kasar. Saya tidak dapat berbuat apa-apa. Yang saya bisa lakukan hanya berteriak dalam hati “Tuhan tolong saya” dan saya melihat ke tas saya, uang gaji saya yang saya ambil kemarin dan saya lupa menaruhnya dirumah, handphone, uang perusahaan (sekitar Rp. 4 - 5 juta) dari hasil pameran yang saya jaga semalam, semuanya diambil. Kemudian saya ditanya-tanya sama mereka. Kerja dimana, sebagai apa. Saya jawab di Golden dan sebagai SPG. Saya takut, sampai-sampai asal omong saja yang terlintas dipikiran saya (padahal saya tidak bekerja disana.)

Ketika di perempatan Hotel Golden, beberapa ada polisi yang mengatur lalu lintas, tapi saya tidak berani untuk berteriak. Komplotan ini berbicara satu dengan yang lainnya untuk hati-hati ada polisi. Kemudian angkotnya sudah mau sampai di Golden, mau tidak mau saya minta stop sama supir. Saya langsung dibentak sama yang sebelah kiri saya, “Kenapa di stop?!” Saya jawab “Udah nyampe Golden.” Kemudian dia bilang “Ya udah turun sana!”. Tapi saya di hadang sama komplotan yang berhadapan dengan saya (sepertinya sih ketua komplotannya), dia bilang “Tunggu, balikin semuanya!” Temannya jawab “Serius luh bos?” dengan mata melotot tidak rela. “Iya, gue serius, luh balikin tuh semuanya, cepet!”

Saya turun melihat isi tas saya, tidak ada satupun yang berkurang. Saya sempat bengong dan terheran-heran. Tapi tiba-tiba pikiran saya menyuruh saya untuk cepat sadar dan segera ke kantor. Jantung saya seakan-akan berhenti dan saya tidak merasakan saya berdiri diatas kaki saya. Semua tubuh saya seakan-akan mati rasa. Saya berjalan tapi seakan-akan saya tidak merasakan saya berjalan. Ketika sampai di lobby kantor, teman-teman kantor saya menyapa saya, saya bisa mendengar mereka tapi entah mengapa saya tidak merespon sapaan mereka. Sesampainya saya di kantor, saya duduk dan teman-teman saya bertanya pada saya “Kamu kenapa?” Saya tidak bisa menjawab, teman saya bingung sampai-sampai menepak punggung saya. Saya pun langsung tersadar dan saya hanya bisa bilang “Saya abis dirampok”

Kagetlah satu ruangan. Mereka langsung penuh dengan pertanyaan-pertanyaan. Dimana? Apa saja yang diambil? Uang pameran juga? Berapa orang? Pagi-pagi gini? Kemudian saya hanya menjawab “Tadinya diambil tapi udahannya balikin” Dan respon mereka bersamaan “Hah???!!!” terus aku ceritain semuanya. Langsung gegerlah satu kantor…

Ada hal-hal yang saya pelajari dari pengalaman ini :
1. Jangan anggap remeh dengan suara hati yang tiba-tiba karena Tuhan menciptakan suara hati sebagai warning untuk kita. Suara hati kita begitu peka.
2. Ingat Tuhan dalam kondisi apapun dan percaya bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita sedetik pun.


May God Bless You All...

[+/-] Selengkapnya...

Hati - Hati Terhadap Penipuan

Ini adalah merupakan pengalaman saya dan teman-teman saya yang hampir saja kena tipu lewat handphone (HP). Kejadian ini berlangsung belum lama sekitar hampir 2 bulan ini.
Semoga bermanfaat untuk anda dan memberitahukan orang-orang disekeliling anda agar selalu waspada..

Akhir-akhir ini saya sering mendapat missed call / telepon yang tidak jelas. Entah itu pagi, siang, malam, bahkan tengah malam ataupun subuh. Pertama-tamanya saya angkat, tapi tidak ada suara dan kemudian dimatikan. Saya penasaran kemudian saya telepon balik, diangkat tapi tidak menjawab. Saya berpikir “Ah… mungkin orang iseng.”
Tidak lama kemudian dia telepon balik lagi, saya angkat. Eh.. malah dimatikan. Didalam hati saya “Iseng banget sih nih orang, ga ada kerjaan.” Setelah itu saya cuekin, terus saya tidur. Tengah malam HP saya bunyi, saya lihat nomornya, nomornya berbeda dengan yang tadi, saya angkat, eh… malah dimatikan. (aarrgghhh… lagi pules-pulesnya tidur malah ada orang iseng.)
Langsung aja saya silent handphone saya. Pagi-pagi saya bangun, saya lihat HP saya ternyata ada 8 missed call dari 3 nomor yang berbeda yang tidak saya kenal (Buset dah…) Kemudian saya bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Di kantor, saya saking sibuknya sampai-sampai saya lupa untuk membunyikan HP saya. Ketika waktu makan siang selesai saya baru ingat HP saya. Kemudian saya lihat HP saya, ternyata ada 9 missed call dari 4 nomor yang berbeda. 3 nomor diantaranya adalah nomor yang sama dengan nomor yang tadi pagi. Lalu saya mencoba untuk telepon balik. Tapi 3 nomor tersebut tidak aktif. Tinggal 1 nomor lagi yang belum saya telepon, Saya coba lagi, nomornya aktif, diangkat dan menjawab.

Saya : Halo, ini siapa ya? Tadi telepon saya?
Mr. X : Ini siapa? (ternyata suara laki-laki)
Saya : Lho kamu kan yang telepon saya, mestinya saya dong yang tanya ini siapa?
Mr. X : Ini siapa?
Saya : (langsung spaning) Tolong ya kalo ga penting ga usah telepon. Ga ada kerjaan.!! Ga sopan!! Ganggu orang tau ga!! %@&%*# (saya matikan HP)

Tahu tidak, sorenya dia missed call lagi… Saya cuekin. Kejadian ini terus berlanjut sampai 2 mingguan, dan saya mulai gerah karena makin banyak nomor-nomor aneh yang tidak saya kenal. Sampai pada suatu hari, seorang teman saya telepon saya, dia bilang kalau dia telepon saya susah banget dan tidak diangkat. Sampai-sampai dia panik karena ada yang telepon dia dan mengatakan saya mengalami kecelakaan dan dirawat dirumah sakit. Lho… saya kaget, lha wong saya sehat bugar begini koq… Wah.. berarti ini ada yang tidak beres. Ada yang mau berniat tidak baik pada saya.

Selang beberapa hari kemudian teman saya yang lain menerima telepon dari seorang wanita dengan nomor yang tidak di kenal. Sebut saja teman saya IN.

IN : Halo…
Ms. Y : Halo, cici ya…? (bernada sedang menangis)
IN : Ini siapa ya?
Ms. Y : Masa cici lupa sama suara saya?
IN : Siapa?
Ms. Y : Tebak dong
IN : (bingung) siapa ya? MK?
Ms. Y : Iya.. Ini MK
IN : (masih ragu) bener? Koq nomornya beda?
Ms. Y : Iya… ini bener MK, aku lagi bingung nih…
IN : Kenapa?
Ms. Y : Aku boleh minta bantuan ga ci?
IN : Kalo aku bisa bantu ya aku bantu, tapi kalo aku ga bisa bantu ya aku ga bisa.
Ms. Y : Gini aku mau pinjam uang, nanti aku ganti.
IN : Berapa?
Ms. Y : 5 juta
IN : (mata melotot) Hah? (ga percaya, koq orang kaya pinjam duit)
Ms. Y : Tolong ya ci, aku lagi butuh banget nih.
IN : Tapi aku harus tanya dulu sama suami aku.
Ms. Y : Bener ya ci? Nanti tranfernya ke rekening tanteku aja. Nomornya aku smsin.
IN : Lho, emang sekarang kamu ada dimana?
Ms. Y : Dirumah tanteku. Ini juga pake nomor tanteku.
IN : Oh, ya udah..
Ms. Y : Aku tunggu ya ci. Aku butuh banget banget nih.
IN : Ok.

Kemudian IN telepon suaminya RT.

IN : Halo… RT, tadi si MK telepon aku, katanya dia ada masalah, mau pinjam uang.
RT : Lho tadi si MK ketemu sama gue, ga bilang apa-apa
IN : Kapan?
RT : sekitar 1 jam yang lalu.. emang itu bener si MK?
IN : aku sih ragu, soalnya nomornya beda tapi dia bilang dia MK ampe nangis-nangis.
RT : Coba elu telepon ke HPnya
IN : Ya udah deh..

Mendapat sms dari Ms. Y tentang nomor rekening, kemudian IN telepon ke nomor HP MK yang asli.

IN : MK, tadi kamu telepon aku?
KK : Ngga… emang kenapa ci?
IN : Tadi ada yang telepon aku, ngaku-ngaku kamu, mau pinjam duit lagi.
KK : Wah bener-bener tuh orang, pake-pake nama gue. Bohong itu ci. Jangan percaya.
IN : Wah bener-bener tuh orang. Ya udah deh…

IN telepon balik ke nomor MS. Y

IN : Halo, ini siapa ya?
Ms. Y : ini MK ci, gimana udah bilang sama suami cici?
IN : Kamu jujur sama aku, kamu itu siapa?
Ms. Y : Aku MK ci
IN : Kalo kamu MK, sekarang kamu gereja dimana?
Ms. Y : (agak gugup) di AL
IN : AL tuh banyak, AL yang dimana?
Ms. Y : AL yang di GV
IN : KK yang aku kenal tidak beribadah disana.
Ms. Y : Lho, ini ci IN kan yang kerja di AL kan?
IN : Iya. Tapi IN yang kerja di AL ada 2. Bagian Keuangan dan Bagian Editor
Ms. Y : Lho cici emang bagian mana?
IN : (tidak mau tertipu lagi) IN yang kamu cari IN bagian mana?
Ms. Y : (bingung dan tambah gugup) Bagian Keuangan
IN : (Aha…) Maaf ya, aku bukan bagian keuangan. (Langsung matikan HP)

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk anda :
1. Jika ada telepon yang aneh jangan terlalu ditanggapi. Karena sekarang ini sedang marak-maraknya hipnotis lewat HP. Sudah beberapa kejadian yang telah dimuat di surat kabar.
2. Ketika dia telepon anda dan anda ditanya anda itu siapa, jangan pernah menjawab nama anda terlebih dahulu, tanya balik anda siapa dan mau cari siapa. Karena jika anda menyebut nama anda, dia akan mencari celah untuk dapat berinteraksi dengan anda dan anda akan dimulai untuk dihipnotis.
3. Jika anda menerima telepon dari seseorang yang dengan tiba-tiba suaranya sedang menangis, anda jangan langsung memusat perhatian ke dia langsung. Terkadang ada orang yang gampang terkecoh dengan kondisi seperti ini. Cari tahu terlebih dahulu siapa dia.
4. Jika anda mengangkat telepon dari nomor yang tidak dikenal dan anda disuruh menebak namanya, jangan pernah menebak. Bilang saja anda tidak tahu atau tebak dengan nama orang yang tidak anda kenal dengan asal-asalan, apabila dia mengiyakan nama asal-asalan, anda akan tahu sendiri apakan dia berbohong atau tidak.
5. Pastikan anda mengenali suara si penelepon benar atau tidak dengan suara yang anda kenal. Jangan langsung percaya.

Semoga pengalaman-pengalaman ini bisa menjadi suatu kewaspadaan untuk kita semua.
Ingat pesan Bang Napi : “Kejahatan bukan kerena ada niat dari si pelaku, tapi kejahatan terjadi karena ada kesempatan. Karena itu waspadalah… waspadalah…!!!”...

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 08 November 2008

I'm A Newer...

Hai... Ini pertama kalinya saya bikin blog. Jadi kalo ada salah-salah kata atau tampilan jelek / tidak enak dilihat harap dimaklumkan dan silakan berikan inputan dan saran-sarannya.

Pertama sih tidak punya niat sama sekali dikarenakan saya bingung mau mulai dari mana. Sampai pada akhirnya seorang teman ajak saya ke toko buku. Saya termasuk orang yang malas untuk datang ke toko buku. Pas masuk toko buku, berpisahlah saya dengan teman saya. Dia mencari buku yang dia cari dan saya menunggu dia sambil menghibur diri sendiri dengan melihat stationery yang lucu-lucu.

Tak terasa 1 1/2 jam saya menunggu teman saya, tapi ternyata dia masih asyik dengan buku yang dicarinya... aarrrgghhh... (ga tau apa kalo neh kaki pegel berdiri mulu kayak di strap guru hihihihi...), tapi berhubung saya orang yang cinta damai, saya iseng-iseng lihat buku tentang blog, terus penasaran, terus baca terus deh..., terus pulang langsung praktek...

[+/-] Selengkapnya...